Jumat, 02 Maret 2012

Di Balik Mitos Megapiksel Nokia PureView


Di Balik Mitos Megapiksel Nokia PureView  
Rab, 29 Feb 2012
TEMPO.CO , Jakarta - Peluncuran ponsel berkamera 41 megapiksel menggemparkan dunia teknologi. Seberapa tinggi megapiksel yang sebenarnya dibutuhkan bagi sebuah kamera
Nokia 808 PureView, secara dramatis telah menaikkan standar tingkat resolusi pada ponsel berkamera.
Ponsel cerdas yang terbilang inovatif iPhone 4S keluaran Apple saja hanya memiliki kamera dengan resolusi 8 megapiksel.
Apakah megapiksel menjadi kunci utama konsumen dalam menentukan fokus kamera?
Penggemar fotografi sering kali diingatkan tentang adanya mitos megapiksel. Mitos menyebutkan, semakin tinggi megapiksel, semakin baik kualitas foto yang dihasilkan.
Editor Amateur Photographer, Damien Demolder, mengatakan ide membuat kamera 41 megapiksel adalah hal yang konyol.
Fotografi bagi papan iklan cukup menggunakan kamera 25 megapiksel. Bagi orang-orang yang ingin membagi foto-foto liburan dengan kamera digital, kamera 8 megapiksel bahkan lebih dari cukup.
Natan Lanxton, editor di wired.co.uk, mengatakan resolusi yang tinggi akan menarik perhatian konsumen. »Konsumen akan berpikir, wow, ini bahkan jauh lebih baik dibandingkan kamera DSLR,” ujarnya.
Nokia menjelaskan, kamera 41 megapiksel akan memudahkan pengguna berkreasi dalam melakukan zooming, reframing, cropping, editing, dan resizing, tanpa mengurangi kualitas gambar.
Fungsi perangkat yang cerdas dalam ponsel akan memudahkan dalam membagi dan menyimpan foto dengan ukuran file yang lebih kecil.
Resolusi yang tinggi tidak akan berarti jika di balik itu tidak ada peningkatan teknologi. Namun Nokia telah memamerkan gambar hasil bidikan seri PureView yang dicetak dengan ukuran poster.
Hasilnya, ternyata sangat bagus. Tampaknya, dunia fotografi telah berpindah menuju fotografi ponsel.
Ponsel kamera memiliki sensor yang sangat kecil dengan ukuran seperempat dari kuku jari tangan. Sensor itu menyimpan 40 juta piksel.
Kualitas gambar yang dihasilkan dari kamera ponsel dengan resolusi tinggi, tidak akan sama dengan hasil bidikan kamera DSLR.
»Apalagi jika digunakan pada kondisi sinar matahari yang cerah akan ada titik-titik kasar pada gambar,” Demolder menjelaskan.
Lanxon menambahkan ponsel berkamera hanya memiliki keunggulan untuk memudahkan penggunanya membagi file.
»Ponsel Nokia terbaru menggunakan sistem pengoperasian Symbian, yang kualitasnya jauh di bawah aplikasi yang dijalankan Android, Apple, dan Windows,” ujarnya.
Menurut Demolder, kompetisi tingkat resolusi pada ponsel akan terus berlangsung.
Namun produsen lain belum tentu berniat mengejar megapiksel milik Nokia PureView. Benarkah?
BBC | SATWIKA MOVEMENTI

Tiga Tersangka Pembantai Orang Utan Masih Buron


Tiga Tersangka Pembantai Orang Utan Masih Buron
Antara – Rab, 8 Feb 2012
Sangata (ANTARA) - Tiga tersangka pembantai orang utan di areal perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Prima Cipta Selaras di Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, masih buron dan terus dicari pihak Kepolisian Resor Kutim.
Kapolres Kutai Timur (Kutim) AKBP Budi Santoso Sik melalui Kaur Bin Ops Reskrim IPTU Riko, Rabu, mengatakan, tiga tersangka pembantai orang utan yang kini buron dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) adalah Bejo, Ijul dan Ijum.
Sedangkan dua tersangka, Tajar (60), warga Desa Menamang, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Tulil (55), warga Muara Ancalong, kini masih berada di balik jeruji besi untuk menunggu proses selanjutnya, setelah Selasa (7/2) melakukan rekonstruksi pembantaian orangutan.
"Tiga tersangka yang masih DPO ini akan terus kita kejar, dan kita sudah bekerja sama dengan aparat kepolisian di seluruh Indonesia untuk menangkap buronan ini," kata Kapolres AKBP Budi Santoso.
Kepada ANTARA, Tulil, sebelum mengikuti rekonstruksi, mengatakan, membunuh orangutan bukan disengaja, namun hanya menolong dan menyelamatkan rekannya Tajar yang terancam diterkam orangutan.
"Kalau saya tidak menolong, Tajar pasti mati dimakan orangutan, badannya sangat besar dan sudah mengamuk karena luka akibat di tombak dan ditebas parang oleh teman lainnya," katanya di Mapolres Kutai Timur.
Menurut Tulil, membunuh orangutan, dirinya dan rekannya tidak mendapat bayaran apa-apa, selain hanya semata-mata menyelamatkan Tajar yang sudah terancam nyawahnya.
"Saya kan bekerja sebagai Satpam di PT Prima Cipta Selaras (PCS) baru dua bulan, dengan bayaran Rp48.000 sehari. Sebagai petugas keamanan saya wajib menjaga dan mengamankan areal perusahaan, tetapi bukan untuk membunuh," ujarnya.
Hal yang sama juga dikatakan Tajar, bahwa dirinya bekerja dibayar Rp48.000 setiap masuk kerja.
"Saya juga tidak mengetahui kalau membunuh orangutan itu dilarang. Namanya orang kampung mana tau dilarang begitu, saya hanya bekerja dan bertanggung jawab kepada keluarga, istri dan anak-anak, niat membunuh tidak ada, hanya ingin menyelamatkan diri dari serangan orangutan," katanya.
Kedua tersangka Tajar dan Ulil berharap polisi bisa menangkap tersangka lain yang saat ini kabur entah kemana. "Harapan saya semuanya segera ditangkap, agar adil," kata Tajar.

Ternyata Telepon Itu Penyebab Jerawat


Ternyata Telepon Itu Penyebab Jerawat
TRIBUNnews.com – Kam, 10 Nov 2011
TRIBUNNEWS.COM - Merawat adalah masalah kulit yang paling umum. Bukan hanya merusak penampilan, tapi juga berpotensi memicu krisis kepercayaan diri.  Selain pengobatan, kita perlu mengidentifikasi pemicu munculnya jerawat sebagai langkah pencegahan.
Berikut ini adalah tujuh penyebab munculnya jerawat yang perlu kita ketahui.
Hormon
Jika jerawat muncul setiap bulannya dan secara berkala, kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh hormon. Fluktuasi kadar hormon selama siklus menstruasi, adalah pemicu munculnya jerawat.
Stres
Ketika kita merasa stress, jangan hewan jika jerawat tumbuh dalam jumlah besar. Selama mendapatkan tekanan psikologis, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon androgen yang memicu pertumbuhan jerawat.
Telepon
Apakah kita sering menerima panggilan telepon? Telepon sering kotor dan terkontaminasi dengan banyak bakteri. Sering menggunakan telepon dalam waktu yang lama dapat mengiritasi kulit pipi. Efeknya adalah jerawat muncul karena bakteri mudah tumbuh pada pipi yang menempel di ujung telepon.
Krim pelembab
Pastikan krim yang dipakai sehari-hari cocok dengan jenis kulit kita. Menggunakan krim pelembab yang tidak sesuai dengan jenis kulit merupakan pemicu potensial tumbuhnya jerawat dan penyebab peradangan kulit.
Matahari
Sinar matahari dapat membuat kulit menebal. Penebalan ini menyebabkan penyumbatan pori-pori sehingga terbentuklah jerawat.
Kosmetik berpigmen
Kosmetik yang mengandung pigmen warna yang tinggi juga bisa menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Cobalah untuk menggunakan kosmetik mineral dekoratif, karena tidak mengandung pigmen tinggi.
Sabun muka
Fungsi sabun muka adalah membersihkan kotoran dari wajah kita. Namun pada beberapa sabun muka, melekat pada pori-pori dan menyebabkan penyumbatan yang pada akhirnya memicu pertumbuhan jerawat.
Bila kita bisa mencegah timbulnya jerawat, maka muka akan bersih dan kepercayaan diri pun akan hadir kembali.

Sadis, Pembantaian Orangutan Diabadikan via Kamera Handphone


Sadis, Pembantaian Orangutan Diabadikan via Kamera Handphone
Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA - Seorang warga Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, mengaku menyimpan video kasus pembantaian Orangutan Kalimantan (pongo pygmaeus morio) di kawasan perusahaan Khaleda Agroprima Malindo.
Warga berinisila Ys itu di Samarinda, Senin (20/2), mengaku video pembantaian diabadikan melalui kamera telepon genggam dan terlihat satwa yang tengah sekarat itu dikelilingi karyawan, termasuk senior estate manajer PT KAM berinisil PCH yang saat ini telah dijadikan terdakwa.
"Pemberitaan terkait pembantaian orangutan yang selama ini terungkap hanya berlangsung pada 2008 hingga 2010 tidak benar sebab rekaman tentang pembantaian orangutan ini diambil sekitar April 2011," ungkap Ys.
Video berdurasi delapan menit itu kata Ys memperlihatkan orangutan yang terluka parah ditonton hingga mati kemudian dikuburkan dengan menggunakan eksavator milik perusahaan.
"Dalam video ini terlihat, orangutan yang sekarat dibawa oleh seorang karyawan dari sebuah kebun ke depan mes karyawan. Saat dibawa, kondisi orangutan masih hidup dengan kepala hancur dan gigi rontok kemudian saat mati dikuburkan menggunakan eksavator," kata Ys.
Video pembantaian orangutan yang dapat menjadi bukti terjadinya perburuan mamalia yang nyaris punah itu lanjut Ys diperoleh dari rekannya. "Rekaman pembantaian orangutan ini saya peroleh dari teman," ungkap Ys.
Kasus pembantaian orangutan di kawasan perusahaan perkebunan sawit PT KAM di Desa Puan Cepak, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara itu terungkap pada November 2011.
Polisi yang awalnya mengalami kesulitan mengungkap pembantaian orangutan tersebut akibat minimnya bukti akhirnya menetapkan lima tersangka setelah ditemukan foto dan kerangka orangutan yang diduga hasil pembantaian.
Kasus pembantaian orangutan tersebut saat ini sudah dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Tenggaorng, Kutai Kartanegara dengan mendudukkan empat terdakwa.

Riset Buktikan Ringtone Ponsel Rusak Konsentrasi


Riset Buktikan Ringtone Ponsel Rusak Konsentrasi
Oleh Innes | ghiboo.com 
Ghiboo.com - Pastikan selalu untuk mengubah ringtone ponsel Anda menjadi mode diam (silent). Penelitian terbaru menemukan bahwa ringtone ponsel merusak konsentrasi saat seseorang sedang memecahkan masalah dalam pekerjaan, maupun saat ujian di sekolah/kuliah.
Para peneliti di Washington University di St Louis menyatakan bahwa ringtone ponsel telah mempengaruhi kinerja fungsi kognitif seseorang terutama saat ringtone ponsel berbunyi dengan lagu-lagu populer.
"Banyak yang menganggap ringtone ponsel di tempat umum menjadi gangguan yang menjengkelkan, namun studi ini menegaskan bahwa suara-suara gangguan tersebut berdampak pada kehidupan nyata," papar Jill Shelton, dilansir melalui Dailymail, Jumat (17/2).
Untuk membuktikannya, peneliti melakukan penelitian dengan meminta mahasiswa untuk duduk di tengah keramaian kelas dan membiarkan ponsel di tangannya terus berdering keras selama 30 detik.
Hasilnya, mahasiswa yang terpapar ringtone ponsel sebelum ujian mendapat nilai 25% lebih buruk dari yang tidak. Hasil nilai ujian buruk lebih dirasakan si pemiliki ponsel, karena kepanikan mereka untuk mencari tas dan berusaha untuk mematikan ponselnya.
Namun, yang paling mengejutkan, temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Psychology ini juga menemukan mereka yang terpapar ringtone ponsel dengan lagu-lagu populer dan menyukai lagu tersebut lebih berimbas memiliki nilai lebih buruk.
"Tergantung seberapa populer orang dengan lagu yang dijadikan ringtone ponsel, maka akan semakin buruk bagi fungsi kognitif mereka," tambah Shelton.