VIVAnews – Rapper Nas berisiko memicu kontroversi politik setelah mengemukakan simpatinya untuk pemimpin Libya Muammar Khadafi. Ia mengatakan bahwa Khadafi telah ‘disalahpahami.’ Seperti diketahui, Khadafi menjadi sosok yang dibenci banyak orang di seluruh dunia setelah ia menolak untuk mundur dari kursi kekuasaan di tengah pergolakan dan demonstrasi berdarah yang terjadi di negaranya.
Rakyat Libya turun ke jalan-jalan dan menuntut Khadafi untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Tapi Khadafi menolak untuk mundur, dan malah membantai rakyatnya sendiri. Para pemimpin dunia pun menjatuhkan sanksi kepada Libya, dengan harapan agar Khadafi mendengar suara rakyatnya.
Nas setuju bahwa rakyat Libya membutuhkan sebuah revolusi. Tapi menurut rapper kelahiran Brooklyn itu, mereka harus bekerja sama dengan Khadafi untuk menjamin masa depan yang penuh kedamaian di negeri itu. Melancarkan suatu perang melawan Khadafi, ungkap Nas, adalah cara yang tidak tepat.
“Saya tidak pernah melihat Khadafi sebagai seorang musuh yang ingin membahayakan rakyatnya sendiri tanpa alasan. Saya lebih melihatnya sebagai orang yang disalahpahami,” kata bintang hip-hop yang pernah bermusuhan dengan Jay-Z itu.
“Saya pikir revolusi di Libya memang penting. Saya hanya benci melihat orang-orang berhadapan dengan Khadafi. Saya tidak suka melihat kekerasan apapun antara dia dan rakyatnya,” imbuh Nas. Ia berpendapat, pemerintah AS harus melibatkan diri dalam mengakhiri demonstrasi di Libya. “Saya rasa mereka (pemerintah AS) dapat melakukan intervensi, sehingga kedamaian dapat tercapai,” ujarnya.
Sementara Nas sedikit membela Khadafi, artis-artis papan atas lain seperti Beyonce Knowles, 50 Cent, dan Usher justru merasa malu dan menyesal karena pernah tampil menyanyi untuk keluarga Khadafi. Mereka menyerahkan bayaran yang mereka terima dari keluarga Khadafi untuk kegiatan kemanusiaan. (pet)
VIVAnews – Kam, 17 Mar 2011
http://id.berita.yahoo.com/rapper-asal-bela-khadafi-20110316-104900-148.html