TRIBUNNEWS.COM, GENEWA - Bakteri E. Coli yang telah menewaskan sedikitnya 18 orang adalah strain mutan lebih mematikan dari yang ditemukan sebelumnya. Demikian diutarakan para ahli yang kini tengah melakukan penelitian intensif mengenai bakteri ini, dikutip dari The Sun.
Rilis terbaru Badan PBB mengenai Kesehatan dunia, melaporkan tujuh orang di Inggris telah terinfeksi bakteri E.Coli.
Tetapi para ilmuwan bersikeras tidak ada alasan untuk panik mengahadapi masalah yang kini hampir menimpa seluruh wilayah di Benua Eropa ini.
Kemudian, diungkapjan pula, lebih dari 1.600 orang di 11 negara kini telah terpukul oleh Bakteri baru yang mematikan - yang dimulai di Jerman. Sekitar 180 kasus baru terinfeksi, telah dibenarkan terjadi dalam 24 jam terakhir.
Empat korban baru ditemukan di Inggris, warga Jerman tercatat korban berikutnya, yang digerogoti E.Coli. Lainnya adalah orang Inggris yang baru saja kembali dari Jerman.
Seorang juru bicara Badan Perlindungan Kesehatan mengatakan semalam bahwa semua tujuh kasus "berat".
Namun, masih belum diketahui apakah pasien tersebut sedang dirawat di rumah sakit atau di rumah. Tapi tiga korban diperkirakan menderita satu komplikasi terburuk infeksi E.coli - gangguan darah yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan mempengaruhi sistem saraf.
Hilde Kruse, seorang pakar keamanan pangan di Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan: "Ini adalah jenis unik, tidak pernah diisolasi dari pasien sebelum ini. Dan memiliki berbagai karakteristik yang membuatnya lebih ganas dan memproduksi racun."
Dokter Morgan Dilys, dari HPA, kemarin mengatakan: "Kami terus aktif memonitor situasi yang terjadi dengan sangat hati-hati. Kami bekerja sama dengan mitra kami di seluruh Eropa."
Dokter di wilayah Jerman utara, Schleswig-Holstein mengatakan beberapa korban biasa menderita efek neurologis termasuk epilepsi.
Sementara pasar untuk menghasilkan salad telah ditutup buntut wabah baru E.Coli, di Jerman. Begitu juga pasar perdagangan selada ditutup.
Sedangkan di Rusia, pemerintah mengeluarkan larangan impor sayuran segar dari Eropa. Dan Spanyol mengancam tindakan hukum terhadap Jerman atas kesalahan dimana ditemukan bakteri ini di mentimun.
Oleh Srihandriatmo Malau | TRIBUNnews.com – Jum, 3 Jun 2011