Jakarta, (ANTARA) - Penularan HIV/AIDS pada masyarakat Indonesia sudah meningkat luar biasa terutama melalui seks bebas, kata sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Nafsiah Mboi.
"Kita sudah melakukan peningkatan melalui pendekatan agama namun hasilnya cukup berbeda-beda. Ada yang masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, ada juga yang benar-benar memahami betapa bahayanya HIV/AIDS," kata Nafsiah, di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut dikatakan saat berkumpulnya tujuh pemuka agama tingkat nasional dalam Konferensi Lintas Iman tentang HIV/AIDS, di Gedung Kemensos.
Perang terhadap HIV/AIDS sudah dimulai lebih dari satu dekade, namun pandemi AIDS di Indonesia masih merupakan yang paling cepat perkembangannya di Asia.
Menurut Komisi Nasional AIDS, pada tahun 2014 diperkirakan Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) akan bertambah dua kali lipat dibandingkan tahun 2008, dari 227.700 menjadi 501.400 orang.
Data Kementrian Kesehatan menunjukkan hingga akhir Desember 2010 di Indonesia terdapat 24.131 yang dilaporkan yang tersebar di 300 kabupaten dan 32 propinsi.
Angka kumulatif kasus AIDS di Indonesia adalah 10,46 per 100.000 penduduk, sementara jika dilihat per daerah maka angka tertinggi adalah Papua (16,6 kali angka nasional), Bali (4,7 kali angka nasional) dan DKI Jakarta (4,3 kali angka nasional).
Untuk kasus HIV positif terbanyak hingga Desember 2010 adalah DKI Jakarta (14.275), Jawa Timur (7.217), Jawa Barat (4.317), Sumatera Utara (3.789) dan Kalimantan Barat (2.603).
"Pendekatan agama yang kita lakukan terutama untuk melindungi kaum perempuan dan anak, dimana ternyata rata-rata para ibu rumah tangga paling banyak terinfeksi HIV/AIDS, padahal mereka adalah istri yang setia", kata Nafsiah.
Dia juga menambahkan bahwa para ibu rumah tangga ini telah menjadi korban dari suami-suami mereka yang suka "jajan" di luar, sehingga istri mereka tertular HIV/AIDS.
Antara – Rab, 18 Mei 2011