AIR susu ibu (ASI) memang sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Tapi tahukah Anda ASI pun dapat memprediksi apakah seseorang berisiko kanker payudara atau tidak.
Para peneliti percaya menguji ASI merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk memprediksi potensi kanker payudara. Pengujian dilakukan dengan menggunakan DNA ASI yang dapat menunjukkan perubahan gen akibat tanda-tanda awal penyakit tersebut. Pengujian itu bisa dilakukan setelah seorang ibu melahirkan si buah hati.
Peneliti dari University of Massachusetts mengumpulkan 250 sampel ASI dari para ibu yang telah mendapatkan biopsi untuk memeriksakan kanker payudara. Hasil studi menemukan bahwa perempuan yang mendapatkan biopsi kanker juga menunjukkan tanda adanya penyakit di dalam sel ASI si ibu.
Menurut Dr Kathleen Arcaro, peneliti utama, hasil ini cukup meenggembirakan karena sel-sel pada ASI bisa digunakan untuk menilai risiko kanker payudara.
Dr Arcaro berharap suatu hari nanti setiap perempuan yang baru memiliki bayi melakukan pengujian terhadap ASInya di rumah sakit, dengan diambil sedikit sampel ASI lalu dilakukan pemeriksaan.
"Pemeriksaan ini dilakukan secara non-invasif (tanpa pembedahan), harganya murah, dan akurat,” ujar Dr Arcaro baru-baru ini.
Pada tahap tertentu, 1 dari 8 perempuan mengalami kanker payudara dan insiden ini telah meningkat sebesar 50 persen selama 25 tahun terakhir. Meskipun penyakit ini lebih umum terjadi pada usia di atas 50 tahun, tapi beberapa kasus ditemukan pada usia yang lebih muda.
Saat ini belum ada cara yang efektif untuk melakukan skrining, karena mamogram tidak selalu bisa mendeteksi tumor pada perempuan yang belum mencapai menopause khususnya saat menyusui.(go4/***)
Para peneliti percaya menguji ASI merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk memprediksi potensi kanker payudara. Pengujian dilakukan dengan menggunakan DNA ASI yang dapat menunjukkan perubahan gen akibat tanda-tanda awal penyakit tersebut. Pengujian itu bisa dilakukan setelah seorang ibu melahirkan si buah hati.
Peneliti dari University of Massachusetts mengumpulkan 250 sampel ASI dari para ibu yang telah mendapatkan biopsi untuk memeriksakan kanker payudara. Hasil studi menemukan bahwa perempuan yang mendapatkan biopsi kanker juga menunjukkan tanda adanya penyakit di dalam sel ASI si ibu.
Menurut Dr Kathleen Arcaro, peneliti utama, hasil ini cukup meenggembirakan karena sel-sel pada ASI bisa digunakan untuk menilai risiko kanker payudara.
Dr Arcaro berharap suatu hari nanti setiap perempuan yang baru memiliki bayi melakukan pengujian terhadap ASInya di rumah sakit, dengan diambil sedikit sampel ASI lalu dilakukan pemeriksaan.
"Pemeriksaan ini dilakukan secara non-invasif (tanpa pembedahan), harganya murah, dan akurat,” ujar Dr Arcaro baru-baru ini.
Pada tahap tertentu, 1 dari 8 perempuan mengalami kanker payudara dan insiden ini telah meningkat sebesar 50 persen selama 25 tahun terakhir. Meskipun penyakit ini lebih umum terjadi pada usia di atas 50 tahun, tapi beberapa kasus ditemukan pada usia yang lebih muda.
Saat ini belum ada cara yang efektif untuk melakukan skrining, karena mamogram tidak selalu bisa mendeteksi tumor pada perempuan yang belum mencapai menopause khususnya saat menyusui.(go4/***)
http://id.berita.yahoo.com/satu-lagi-manfaat-asi-mendeteksi-kanker-payudara-20110410-001400-136.html
Oleh Metro TV News | Metro TV – Min, 10 Apr 2011