TEMPO Interaktif, Jakarta - Seorang biarawati Spanyol telah diusir dari biara tempat dia tinggal dalam 35 tahun terakhir setelah menghabiskan terlalu banyak waktu di situs jejaring sosial Facebook.
María Jesús Galan, dijuluki "Suster Internet" oleh rekan-rekannya, mengumumkan pada halaman Facebook-nya bahwa dia telah diminta untuk meninggalkan biara setelah perselisihan terkait aktivitas online-nya.
Wanita 54 tahun yang menulis hobinya: membaca, musik, seni, berteman, memiliki hampir 600 teman Facebook pada saat pengusiran dan sekarang memiliki ribuan pendukung dari seluruh dunia di halaman fan yang meminta dia diperbolehkan kembali ke biara itu.
Komputer pertama kali dibawa ke biara dari abad 14, Santo Domingo el Real, di Toledo, pusat Spanyol, 10 tahun lalu setelah pimpinan biara menilai alat itu akan mengurangi kebutuhan biarawati untuk keluar biara.
"Ini memungkinkan kita melakukan hal-hal seperti online perbankan dan menghindarkan kita dari keharusan perjalanan ke kota," jelas Suster Maria, yang masuk sebagai seorang pemula pada usia 21.
Namun, biarawati itu dengan cepat melihat berbagai kemungkinan dan segera memulai mendigitalkan arsip yang terkandung dalam tembok biara kuno dan membuat mereka dapat diakses ke seluruh dunia.
Pada tahun 2008, ia memenangkan hadiah pemerintah lokal untuk karya telatennya memindai halaman-halaman teks berharga yang ada di perpustakaan biara.
Penghargaan ini menjadi berita utama dan dia segera memiliki puluhan teman-teman di seluruh dunia yang terhubung melalui halaman Facebook-nya.
Tetapi meskipun mengakui bahwa dedikasinya sama kuatnya seperti sebelumnya, dia diusir dari biara oleh rekan-rekan biarawati yang tidak setuju dengan aktivitas cyber-nya.
Pimpinan biara telah menolak untuk mengomentari alasan di balik pengusiran itu dan Uskup Agung Toledo mengatakan hal itu adalah "masalah internal".
Suster Maria, yang sekarang tinggal di rumah ibunya, mengatakan dia siap untuk memulai babak baru dalam hidupnya. "Saya ingin mengunjungi London dan New York," ujarnya yang di-posting pada halamannya. "Hal-hal seperti itu tidak mungkin, bahkan untuk memimpikannya, ketika di biara."
Ini bukan pertama kalinya internet telah menyebabkan masalah bagi otoritas keagamaan di Toledo. Tahun lalu, seorang imam paroki telah dicopot dari jabatannya setelah terungkap bahwa dia telah menggunakan internet untuk mengiklankan dirinya sebagai pelacur pria.
Samuel Martin Martin, 27, mem-posting gambar dirinya hanya mengenakan celana abu-abu dan mengatakan dia siap untuk sesi seks dengan wanita dan pasangan untuk 120 euro per jam.
Ia juga terbukti menghabiskan 17.000 euro dari kas gereja untuk membiayai kecanduannya terhadap seks internet dan pornografi.
TELEGRAPH | ERWIN Z
Tempo - Sabtu, 19 Februari