VIVAnews - Sebuah studi baru mengungkapkan suhu air pada Laut Mediterania Barat atau Laut Tengah mengalami peningkatan. Suhu air yang semakin panas itu diikuti dengan kadar garam yang tinggi di perairan itu.
Seperti dilansir livescience.com edisi 24 Mei 2010, setiap tahunnya suhu di bagian dalam laut Mediterania Barat meningkat sekitar 0,0036 derajat Fahrenheit atau sekitar 0,002 derajat Celcius.
Kondisi itu juga diikuti dengan meningkatnya kadar garam hingga level 0,001 unit salinitas (satuan kadar garam). Peningkatan itu sesuai dengan prediksi ilmuwan akan salah satu dampak dari efek global warming.
Kenaikan suhu dan kadar garam ini memang terdengar seperti peningkatan kecil. Tetapi, kenaikan itu terus mengalami percepatan sejak awal 1990. Rincian studi itu sudah pernah dimuat dalam jurnal Penelitian Geofisika edisi 1 April.
"Hasil penelitian menunjukkan tren yang konsisten. Tapi kita perlu memantau ini untuk tahun-tahun yang akan datang," kata peneliti kelautan dari Spanyol, Manuel Vargas-Yáñez.
Peneliti membagi suhu dan kadar garam lapisan Laut Mediterania itu menjadi tiga bagian. Lapisan atas berada pada kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan laut, termasuk perairan dalam Atlantik.
Lapisan tengah di kedalaman sekitar 200-600 meter, termasuk cekungan barat Selat Sisilia dan lapisan dalam mulai dari kedalaman 600 ke atas.
Tingkat penguapan yang tinggi juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan suhu. Faktor lain yang juga menjadi pemicu adalah kelembaban dan suhu atmosfir.
Bagian lapisan atas laut mengalami pemanasan yang cukup signifikan sejak 16 tahun terakhir. Penelitian dari 1993 sampai 2008 menyebutkan, lapisan air di sampai kedalaman 700 meter telah 'dipanaskan' hingga mencapai 0,64 watt permeter persegi.
"Itu sama dengan menambah energi dari 100.000.000 bom atom ke laut setiap tahunnya selama periode 16 tahun," kata John Lyman dari University of Hawaii. (umi)
Seperti dilansir livescience.com edisi 24 Mei 2010, setiap tahunnya suhu di bagian dalam laut Mediterania Barat meningkat sekitar 0,0036 derajat Fahrenheit atau sekitar 0,002 derajat Celcius.
Kondisi itu juga diikuti dengan meningkatnya kadar garam hingga level 0,001 unit salinitas (satuan kadar garam). Peningkatan itu sesuai dengan prediksi ilmuwan akan salah satu dampak dari efek global warming.
Kenaikan suhu dan kadar garam ini memang terdengar seperti peningkatan kecil. Tetapi, kenaikan itu terus mengalami percepatan sejak awal 1990. Rincian studi itu sudah pernah dimuat dalam jurnal Penelitian Geofisika edisi 1 April.
"Hasil penelitian menunjukkan tren yang konsisten. Tapi kita perlu memantau ini untuk tahun-tahun yang akan datang," kata peneliti kelautan dari Spanyol, Manuel Vargas-Yáñez.
Peneliti membagi suhu dan kadar garam lapisan Laut Mediterania itu menjadi tiga bagian. Lapisan atas berada pada kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan laut, termasuk perairan dalam Atlantik.
Lapisan tengah di kedalaman sekitar 200-600 meter, termasuk cekungan barat Selat Sisilia dan lapisan dalam mulai dari kedalaman 600 ke atas.
Tingkat penguapan yang tinggi juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan suhu. Faktor lain yang juga menjadi pemicu adalah kelembaban dan suhu atmosfir.
Bagian lapisan atas laut mengalami pemanasan yang cukup signifikan sejak 16 tahun terakhir. Penelitian dari 1993 sampai 2008 menyebutkan, lapisan air di sampai kedalaman 700 meter telah 'dipanaskan' hingga mencapai 0,64 watt permeter persegi.
"Itu sama dengan menambah energi dari 100.000.000 bom atom ke laut setiap tahunnya selama periode 16 tahun," kata John Lyman dari University of Hawaii. (umi)
• VIVAnews
Ismoko Widjaya
Rabu, 26 Mei 2010, 15:38 WIB