Minggu, 21 November 2010

Lampung Barat Layak Dijadikan Lokasi Penelitian Penyu

Liwa, Lampung
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi dinilai layak dijadikan sebagai kawasan penelitian habitat penyu langka Nasional dan Internasional.
"Melihat letak dan lokasi tempat pendaratan penyu langka di dunia, patutlan daerah ini di jadikan sebagai kawasaan penelitian penyu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Nata Djudin Amran di Liwa, Kamis.
Dia menjelaskan, semua pihak patut terlibat dalam pelestarian penyu langka yang ada di Lampung Barat.
"Setelah daerah ini dijadikan kawasan penelitian penyu, tentunya dampak ke depan akan sangat besar bagi pelestarian habitat langka karena populasi dan perkembangbiakannya dapat dipantau dengan baik," kata dia.
Menurut dia, pemerintah pusat dapat mewujudkan harapan tersebut dengan menjadikan Lampung Barat sebagai kawasan penelitian penyu dan menyediakan fasilitas penangkarannya.
"Dengan fasilitas yang ada, belum cukup untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan konservasi penyu, mengingat lokasi pantai dan perairannya tergolong ekstrim, sehingga terkendala dalam melakukan kegiatan tersebut," kata Nata.
Perairan pesisir daerah ini perlu mendapat perhatian pemerintah pusat melalaui Kementerian Kelautan karena Lampung Barat masih membutuhkan bantuan untuk melengkapi fasilitas pendukung menuju kawasan konservasi penyu.
"Ini penting dilakukan dan salah satunya penghijauan karena anggaran daerah minim, sehingga membuat Lampung Barat belum maksimal melaksanakan pelestarian daerah yang memiliki empat spesies penyu langka di dunia tersebut," katanya.
Kendala fasilitas menjadi keluhan penangkar penyu daerah ini, sebab dengan fasilitas yang ada, belum memadai untuk mendukung pelestariannya, yang terkadang kerap terancam keselamtannya akibat gelombang laut tinggi di daerah itu.
Tujuh jenis
Tidak kurang dari sepanjang 100 kilometer dari 211,5 kilometer pesisir barat Lampung Barat diketahui merupakan tempat pendaratan empat dari tujuh jenis penyu yang dilindungi.
Pesisir pantai desa merupakan wilayah pendaratan empat jenis penyu yang dilindungi seperti penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang yang rata-rata setiap penyu mampu bertelur mencapai 100-150 butir.
Empat jenis penyu tersebut memiliki ketergantungan pada vegetasi dan lingkungan pantai.
Populasinya di daerah ini menurut data 2008 adalah jenis penyu hijau sebanyak 135 ekor, penyu sisik 19 ekor, penyu belimbing 33 ekor dan penyu lekang 121 ekor.
Menurut dia, tempat yang dijadikan pedaratan semua penyu tersebut dominan di wilayah pantai Kecamatan Bengkunat.
"Kami berharap pemerintah memberi perhatian terhadap program yang diusulkan pemerintah daerah, sehingga kegiatan pelestarian penyu berjalan sesuai harapan di masa mendatang," katanya.

sumber :
-

-
Antara - Kamis, 18 November 2010