Rabu, 08 Desember 2010

'Junta Militer Burma Ingin Beli MU untuk Dongkrak Popularitas'


London - Pemimpin junta militer Burma Jenderal Than Shwe ingin membeli Manchester United untuk mendongkrak popularitasnya. Hal tersebut terungkap dari dokumen yang diungkap WikiLeaks, Senin (6/12) waktu setempat.
Than Shwe mempertimbangkan untuk mengajukan tawaran US$ 1 miliar (Rp 9 triliun) untuk membeli Manchester United. Hal tersebut terungkap dari dokumen yang dikirim Kedutaan Besar Amerika Serikat di Rangoon yang dibuka WikiLeaks.
Menurut intelijen Amerika Serikat, Shwe, 77 tahun, diminta cucunya untuk mengajukan penawaran membeli Manchester United pada 2009. Rezim diktator militer Burma menilai pembelian salah satu klub terbesar di dunia tersebut bakal mengalihkan masalah di Burma setelah topan Nargis menghantam Burma 2008.
Akan tetapi, Shwe menarik diri di menit-menit terakhir karena ia menganggap langkah tersebut justru terlihat buruk setelah bencana topan Nargis yang menewaskan sekitar 140 ribu orang. Shwe akhirnya justru memerintahkan pembentukan liga sepak bola nasional.
Jika jadi membeli saham Manchester United dengan harga US$1 miliar, Shwe bisa menguasai 56 persen saham tim berjuluk Si Setan Merah tersebut sesuai dengan nilai Manchester United menurut Forbes saat itu.
"Salah satu sumber yang sangat dekat melaporkan si cucu menginginkan Than Shwe menawar US$ 1 miliar untuk Manchester United," demikian bunyi kawat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Rangoon ke Washington. "Sang jenderal senior berpendapat pengeluaran seperti itu justru terlihat buruk. Jadi, dia memutuskan untuk membuat liga Burma."
Shwe pun memerintahkan delapan pengusaha Burma membuat tim-tim sepak bola. Shwe juga meminta mereka untuk menggelontorkan dana guna mendatangkan pemain dari luar negeri dan membangun stadion baru.
Menurut dokumen tersebut, Shwe memilih para pengusaha itu menjadi pemilik tim-tim sepak bola profesional yang baru. Para pemilik bertanggung jawab membayar seluruh ongkos tim termasuk gaji, transportasi, pemondokan, seragam pemain, dan iklan untuk liga baru itu.
"Sebagai tambahan, para pemilik (klub) harus membangun stadion-stadion baru di kawasan mereka pada 2011 dengan nilai sekitar US$ 1 juta (Rp 9 miliar) per stadion," lanjut dokumen tersebut.
"Ketika ditanya mengapa para pemilik klub mau berpartisipasi dalam upaya yang mahal tersebut, (seorang eksekutif dari salah satu perusahaan sponsor) mengatakan mereka tidak punya banyak pilihan," tulis dokumen tersebut. "Ketika jenderal senior meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, Anda melakukannya dengan tanpa keluhan."

sumber :
TEMPO Interaktif
Tempo - Selasa, 7 Desember 2010