Media massa di Timur Tengah, seperti juga media massa di belahan dunia lain, saat ini sedang ramai memberitakan situs WikiLeaks yang terus membocorkan dokumen rahasia menyangkut isu Timur Tengah. Tak hanya televisi Al Jazeera memberitakannya, tetapi juga media-media cetak.
Di antara dokumen rahasia yang dibocorkan itu adalah para pejabat tinggi AS merasa kecewa berat terhadap sahabat-sahabatnya di Timur Tengah karena mereka setengah hati membantu AS menghentikan aliran dana bantuan pada kelompok-kelompok radikal.
Disebutkan, terdapat dana jutaan dollar AS jatuh ke tangan kelompok-kelompok radikal, seperti Tanzim Al Qaeda, Taliban di Afganistan, dan Laskar e-Taiba di India.
Diungkapkan pula, ada celah strategis di Uni Emirat Arab yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal dalam menghimpun dana operasi kelompok tersebut di negeri itu. Para pejabat tinggi AS selama ini juga sering mengkritik Qatar karena dinilai lemah dalam menghadapi kelompok radikal. Kuwait dinilai menjadi tempat transit para aktivis radikal dari berbagai kelompok.
Dokumen rahasia itu juga menguak tentang cara-cara kelompok-kelompok radikal mendapatkan dana, di antaranya seperti menjarah bank, menyandera warga asing untuk mendapatkan uang tebusan, membajak kapal di lepas pantai Somalia, terlibat perdagangan narkotika, dan memanfaatkan musim haji.
Menlu AS Hillary Clinton pernah suatu kali mengirim surat kepada sejumlah pemimpin Arab yang berisi kecemasan AS atas rencana Iran melakukan pencucian uang (money laundering) sebanyak 5-10 miliar dollar AS melalui bank di Uni Emirat Arab.
Hillary dalam surat tersebut meminta ada kemauan politik dari para pemimpin Arab di Teluk, terutama Uni Emirat Arab, untuk mencegah rencana Iran melakukan pencucian uang itu agar dana tersebut tidak jatuh ke tangan jaringan radikal yang bisa mengancam stabilitas di Pakistan dan Afganistan serta tidak digunakan terhadap pasukan AS di Irak dan Afganistan.
Akan tetapi, para pejabat Arab menolak tekanan AS itu untuk melakukan tindakan keras terhadap lembaga atau personal yang diduga terlibat mengucurkan dana pada kelompok-kelompok radikal.
Para pejabat Arab dalam sebuah pertemuan tertutup dengan para pejabat AS menuduh Washington tidak memiliki bukti kuat tentang tuduhannya terhadap lembaga atau personal itu.
Kementerian Luar Negeri AS dalam kawat diplomatiknya mengungkapkan, sebagian besar dana yang didapat Al Qaeda berasal dari kaum dermawan kaya di kawasan Teluk Arab dan simpatisannya yang tersebar di Timur Tengah. Namun, Kementerian Luar Negeri AS mengakui tidak memiliki bukti kuat tentang aliran dana besar dari AS dan Eropa kepada kaum radikal di Pakistan dan Afganistan.
Sebuah kawat diplomatik dari kedutaan AS di London tertera tahun 2009 mengungkapkan, pejabat tinggi Inggris urusan antiteroris menyampaikan kepada pejabat tinggi Kementerian Keuangan AS bahwa terdapat aliran dana dari Inggris kepada kelompok-kelompok radikal. Namun, kawasan Teluk Arab tetap merupakan sumber dana inti bagi kelompok-kelompok radikal itu.
Diungkapkan pula, AS bergerak secara rahasia untuk mencegah senjata asal Iran dan Suriah jatuh ke tangan kelompok radikal di Timur Tengah. AS juga menekan pemerintah negara-negara Arab tidak bekerja sama dengan kaum penyelundup senjata pada Hamas di Jalur Gaza dan Hezbollah di Lebanon. (Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir)
sumber :
KOMPAS.com
Kompas - Rabu, 8 Desember 2010