Kamis, 16 Desember 2010

WikiLeaks Sediakan Informasi Penting untuk Teroris


Jakarta - WikiLeaks menjadi sorotan global pasca pembocoran ribuan dokumen pesan kawat diplomatik Amerika Serikat. Informasi rahasia yang seharusnya hanya beredar di balik pintu tertutup, menjadi terbuka bagi publik. Semua orang di dunia menjadi tahu hal apa saja yang disampaikan kantor-kantor Kedutaan Besar AS ke Washington.
Lantas, fakta apa saja yang terungkap dari pesan-pesan kawat diplomatik AS yang dibocorkan oleh WikiLeaks. Berikut ini daftarnya:
Amerika Serikat
Daftar panjang fasilitas-fasilitas yang dinilai vital bagi keamanan AS bocor, termasuk di antaranya skema jaringan jalur pipa gas lintas batas Rusia-Eropa Barat, jaringan kabel komunikasi bawah laut Atlantik, dan pabrik-pabrik strategis lainnya.
Daftar fasilitas ini dibuat pada tahun 2008. Kementerian AS meminta kedutaan di berbagai negara menginventarisir fasilitas-fasilitas vital bagi keamanan negara.
"Kementerian tengah mensurvei infrastruktur dan sumber strategis bagi keamanan AS. Tolak ukurnya, jika fasilitas dan sumber tersebut hancur, rusak, atau tereksploitasi, akan berakibat buruk bagi keamanan AS," demikian tertulis dalam dokumen yang dibocorkan.
Afganistan
Pesan-pesan kawat diplomatik AS menunjukkan bahwa sesungguhnya mereka meragukan kemampuan Presiden Afganistan, Hamid Karzai, memerintah dan membawa perubahan. Sebuah pesan kawat yang ditulis pada Juli 2009 menyebut bahwa "Karzai merupakan seorang yang paranoid dan lemah. Karzai tidak paham tentang dasar-dasar pembangunan negara".
Australia
Mantan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, disebut-sebut sebagai orang yang gila kontrol. Diplomat AS mengatakan Kevin Rudd kerap membuat pernyataan dan sikap tanpa berkonsultasi dengan tokoh dari negara lain, juga tak membicarakannya dengan internal pemerintahan Australia. Sebuah kawat yang dikirim pada November 2009 menyebut "Performa Kevin Rudd menunjukkan bahwa ia tak punya staf baik. Rudd tak cukup berpengalaman untuk melaksanakan tugasnya dengan baik."
Cina
Dalam sebuah pesan kawat pada November 2007, terungkap bahwa AS mendorong Cina untuk menghentikan upaya Korea Utara mengirim komponen senjata nuklir ke negara Iran melalui jalur laut. "Cara terbaik mencegah pengiriman adalah ketika pihak berwenang Cina mengambil tindakan," demikian tertulis di pesan kawat tersebut. AS juga khawatir akan aksi peretas yang menyerang kepentingan AS.
Jerman
Diplomat AS khawatir atas peristiwa penangkapan seorang warga Jerman di Makedonia. Diplomat AS menduga orang tersebut dibawa oleh CIA (Central Intelligence Agency) ke sebuah penjara rahasia. Dalam pesan kawat yang lain, kanselir Jerman, Angela Merkel, disebut sebagai "pengambil risiko dan jarang bertindak kreatif." Sebuah pesan tertanggal Juni 2007 menyatakan bahwa "Fokus AS bukanlah mengancam Jerman? Tapi mendorong pemerintahan Jerman agar dengan cermat mempertimbangkan hubungannya dengan AS."
Iran
Sejumlah petinggi Arab Saudi meminta AS untuk menyerang Iran sekaligus menghentikan program nuklir Iran. Bocoran WikiLeaks mengungkapkan omongan Raja Hamad dari Bahrain yang menganjurkan agar AS "segera mengambil tindakan menghentikan program nuklir, dengan cara apa pun juga." Menteri Pertahanan Uni Emirat Arab menyamakan Ahmadinejad dengan diktator totalitarian, Adolf Hitler.
Semenanjung Korea
Diplomat AS menangkap gelagat cemas Cina menghadapi konflik yang terjadi di semenanjung Korea. Cina menyatakan bahwa semenanjung Korea seharusnya direunifikasi di bawah kekuasaan Korea Selatan. Duta Besar Cina untuk Kazakhstan mengatakan pada AS bahwa "Kita perlu menyelesaikan masalah ini. Masalah ini sangat merepotkan." Omongan ini tertulis dalam sebuah pesan kawat pada Juni 2009.
Rusia
Negara Rusia disebut-sebut sebagai negara korup, otokratik, kleptokratik, dan semua itu berpusat pada Perdana Menteri Vladimir Putin. Sebuah pesan kawat menjuluki Presiden Medvedev sebagai Robin, dan Vladimir Putin sebagai Batman. Pesan kabel pada Februari 2010 mengungkapkan bahwa jaksa asal Spanyol Jose Grinda Gonzalez menyebut "Belarus, Ceko, dan Rusia sebagai negara mafia."
Pakistan
Diplomat AS dan Inggris takut teknologi nuklir Pakistan jatuh ke tangan teroris. AS juga berusaha keras memindahkan uranium dari sebuah fasilitas pengayaan nuklir sejak tahun 2007. Sebuah pesan pada September 2009 mengatakan "Inggris amat hirau soal keamanan senjata nuklir Pakistan."
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Diplomat AS diperintah Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton, untuk mengumpulkan sampel DNA, sidik jari, dan data kartu bisnis pejabat-pejabat PBB. "Keterangan itu termasuk title organisasi, nama, title posisi, nomor telepon seluler, fax, dan informasi lainnya," demikian bunyi perintah dalam pesan kawat tertanggal Juli 2009 tersebut.
BBC | GUARDIAN | ANANDA BADUDU

sumber :

TEMPO Interaktif
Tempo - Rabu, 15 Desember 2010