MEROKOK dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Tentunya Anda telah begitu familiar dengan peringatan yang tertulis di kotak rokok tersebut. Tapi, peringatan itu tak menghilangkan kebiasaaan berikut.
Nah, tahukah Anda, ada akibat lain dari kebiasaan tersebut? Yakni menurunkan tingkat kecerdasan pada generasi muda.
Rokok dan kecerdasan
Perokok muda cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan rekan mereka yang tidak merokok. Hasil penelitian ini dikeluarkan oleh The Sheba Medical Center yang terletak di kota Tel Hashomer, Israel.
Para peneliti mengambil penelitian pada 2.000 orang perokok aktif yang berusia antara 18 hingga 21 tahun. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa para perokok aktif tersebut hanya memiliki kecerdasan atau intelligence quotient (IQ) rata-rata pada angka 94.
Bandingkan dengan rekan seusia mereka yang tidak merokok yang memiliki poin IQ lebih tinggi. IQ rata-rata para non perokok ini berada pada angka 101.
Hasil yang lebih mengerikan dilihat dari perokok aktif yang menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari, IQ mereka lebih rendah lagi. Rata-rata poin IQ mereka hanya berada pada angka 90. Ini akan membuat para perokok yang hobi menghabiskan berbatang-batang rokok dalam sehari semakin turun tingkat kecerdasannya.
Semakin berbahaya
Sudah merokok, menghabiskan satu bungkus dalam sehari, semakin bertambah bodoh pula. Semakin banyak asupan rokok, semakin rendah pula IQ seorang perokok. Hal ini bisa semakin membahayakan kesehatan mereka.
Dengan berkurangnya tingkat kecerdasan, maka keputusan untuk terus merokok akan semakin besar. Jika dibiarkan, hal ini akan berbahaya bagi para perokok aktif, terutama perokok yang masih dalam rentan usia yang sangat muda (18 hingga 21 tahun).
Penelitian ini memang masih harus didukung penelitian lain. Hanya saja dari hasil yang didapat, tidak ada salahnya bila Anda semakin melindungi putra-putri Anda dari bahaya merokok, termasuk bagi Anda yang masih single dan merasakan masa muda yang cemerlang.
Lakukan hal yang membuat hidup Anda semakin bermanfaat, salah satunya, hindari rokok!(kpl/***)
Nah, tahukah Anda, ada akibat lain dari kebiasaan tersebut? Yakni menurunkan tingkat kecerdasan pada generasi muda.
Rokok dan kecerdasan
Perokok muda cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan rekan mereka yang tidak merokok. Hasil penelitian ini dikeluarkan oleh The Sheba Medical Center yang terletak di kota Tel Hashomer, Israel.
Para peneliti mengambil penelitian pada 2.000 orang perokok aktif yang berusia antara 18 hingga 21 tahun. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa para perokok aktif tersebut hanya memiliki kecerdasan atau intelligence quotient (IQ) rata-rata pada angka 94.
Bandingkan dengan rekan seusia mereka yang tidak merokok yang memiliki poin IQ lebih tinggi. IQ rata-rata para non perokok ini berada pada angka 101.
Hasil yang lebih mengerikan dilihat dari perokok aktif yang menghabiskan satu bungkus rokok dalam sehari, IQ mereka lebih rendah lagi. Rata-rata poin IQ mereka hanya berada pada angka 90. Ini akan membuat para perokok yang hobi menghabiskan berbatang-batang rokok dalam sehari semakin turun tingkat kecerdasannya.
Semakin berbahaya
Sudah merokok, menghabiskan satu bungkus dalam sehari, semakin bertambah bodoh pula. Semakin banyak asupan rokok, semakin rendah pula IQ seorang perokok. Hal ini bisa semakin membahayakan kesehatan mereka.
Dengan berkurangnya tingkat kecerdasan, maka keputusan untuk terus merokok akan semakin besar. Jika dibiarkan, hal ini akan berbahaya bagi para perokok aktif, terutama perokok yang masih dalam rentan usia yang sangat muda (18 hingga 21 tahun).
Penelitian ini memang masih harus didukung penelitian lain. Hanya saja dari hasil yang didapat, tidak ada salahnya bila Anda semakin melindungi putra-putri Anda dari bahaya merokok, termasuk bagi Anda yang masih single dan merasakan masa muda yang cemerlang.
Lakukan hal yang membuat hidup Anda semakin bermanfaat, salah satunya, hindari rokok!(kpl/***)
Oleh Metro TV News | Metro TV – Sen, 11 Apr 2011