Selasa, 03 Mei 2011

Bagaimana Stres Bisa Membuat Anda Jatuh Sakit?


REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO - Anak kecil juga tahu: stres berakibat buruk bagi kesehatan.  Menurut Simon Bacon, asisten profesor bidang sains olahraga di Concordia University, stres berpengaruh pada dua hal dalam diri Anda, yang pada gilirannya berimbas pada kesehatan.
Pertama,  stres dapat mempengaruhi perilaku Anda. Seseorang yang berada dalam kondisi  stres kerap mengubah pola makan menjadi kurang baik, dan kurang peduli dengan kesehatan.
Kedua, stres menciptakan efek fisik dalam tubuh. Stres yang datang tiba-tiba akan mengejutkan  bagian-bagian dari sistem saraf yang mempengaruhi denyut jantung, pernapasan, dan pencernaan, serta menginstruksikan tubuh untuk  "melawan atau lari".
Pada saat yang sama, itu membuat tubuh Anda memproduksi lebih banyak kortisol, yang diyakini sebagai "hormon stres". Ketika tubuh Anda memproduksi kortisol tinggi untuk waktu yang lama - seperti ketika Anda sedang stres kronis - maka fungsi reguler  tubuh mulai kacau. Secara khusus, sistem kekebalan tubuh Anda mungkin tidak dapat dengan benar mengatur diri sendiri. Pada saat inilah kondisi tubuh melemah dan serangan kuman dapat dengan mudah melumpuhkan pertahanan tubuh Anda.
Apa cara terbaik menangkis serangan tres? Bacon menyarankan agar Anda meningkatkan keterampilan  menghadapi dan menjinakkan stres.
Berikut adalah tiga solusi:
# Latihan olahraga adalah cara terbaik untuk mendapatkan diri Anda kembali, karena membantu dengan baik masalah perilaku dan fisik yang disebabkan oleh stres.
Beberapa dokter berpendapat bahwa menggerakkan tubuh Anda dapat memperbaiki mood Anda dengan merilis "zat merasa baik", yaitu  senyawa kimia dalam tubuh  yang disebut endorfin. Dan menjaga aktif, olahraga teratur terutama yang moderat, telah terbukti untuk melindungi sistem kekebalan tubuh Anda. Dan ketika Anda berfokus pada gerakan tubuh Anda, Anda mungkin menemukan pengalihan, alias memberi ruang bagi Anda untuk beristirahat dari rasa khawatir.
# Teknik relaksasi juga membantu baik pikiran dan tubuh. Studi ilmiah menunjukkan bahwa ketika orang latihan relaksasi, maka produksi kortisol berkurang dan menenangkan sistem saraf bawah.
Coba kelas meditasi atau latihan pernapasan. Hal ini juga dapat membantu untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman dan tak menutup kemungkinan, mendapatkan sedikit pencerahan.
# Terapi kognitif perilaku adalah cara yang efektif untuk mengatasi stres, kata Bacon, karena mengajarkan Anda bagaimana mengubah perilaku yang menambah ketegangan Anda.
Misalnya, lalu lintas padat selama perjalanan pagi akan membuat Anda bereaksi dengan berpikir "Aku akan terlambat" atau "pengemudi lain di luar sana sangat menyebalkan".  Terapi kognitif perilaku mengajarkan bagaimana cara mengganti pikiran stres seperti dengan yang lebih bermanfaat, seperti "Saya hampir selalu tepat waktu" atau "Aku pengemudi yang baik, aku bisa mengatasi ini."



Republika – Sen, 4 Apr 2011