Minggu, 29 Mei 2011

FOTO Harta Karun Kapal VOC Mentawai


VIVAnews -- Kapal milik maskapai dagang Belanda, VOC, terseret arus bawah tsunami yang menggulung Mentawai, Senin 25 Oktober 2010. Pecahan keramik dan tembikar ditemukan di dekat lokasi kapal.
"Berdasarkan temuan sementara para ahli yang ke lokasi Desember 2010 lalu, kemungkinan pecahan tembikar itu berasal dari sekitar abad ke-6 sampai abad ke-15," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Barat, Yosmeri kepada VIVAnews.com, Senin 7 Maret 2011.
Ditambahkan dia, hasil kajian tim juga menduga barang-barang tersebut merupakan buatan China dan Vietnam.
Hingga saat ini, tim belum bisa  turun ke kapal karam untuk melihat lebih jelas kondisi dan barang-barang yang dimuat di dalamnya. "Cuaca masih buruk. Soal kapan pengangkatan kapal, masih menunggu kabar dari Jakarta," tambah Yosmeri.
Sebelumnya, Yosmeri mengungkapkan ada perusahaan pencari harta karun yang mengajukan izin prinsip pengangkatan kapal kuno itu ke Pemda Sumatera Barat.
Kapal yang terbaring di dasar laut di dekat Pulau Sandiang, Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai,  diduga memiliki panjang 50 meter. Kondisinya relatif baik, satu tiang di bagian tengah kapal masih utuh.
Sejarawan Universitas Andalas Profesor Gusti Asnan meyakini tembikar dan keramik yang dibawa kapal VOC itu berasal dari China dan Vietnam -- dua negara yang dikenal memang memiliki kemampuan untuk menghasilkan kendi dan gerabah bermutu bagus.
Ia menduga, kapal tersebut tenggelam di abad ke-16. Sebab, sebelum abad ke-16 sedikit sekali kapal asing yang berlayar melewati Samudera Hindia menuju Nusantara. Selain itu, sebelum abad ke XVI, pelayaran umumnya melewati Banda Aceh dan menyusuri Selat Malaka.
Bagaimana dengan temuan tim yang menduga tembikar berasal dari sebelum abad ke-16?  "Mungkin kapal itu mengangkut barang-barang dari dua abad sebelumnya. Tapi untuk lebih pasti, harus dilakukan uji karbon untuk menentukan umurnya," kata Busti Asnan kepada VIVAnews, Senin pagi.
Laporan: Eri Naldi| Padang


By Elin Yunita Kristanti - Senin, 7 Maret