Kamis, 09 Desember 2010

Sanca Bodo/ python molurus , Ular Raksasa Langka dari Asia


JAKARTA - Walau dianggap binatang berbahaya dan musuh manusia, nyatanya ular juga termasuk hewan yang terancam punah. Sanca bodo (Python molurus molurus) hanya satu dari sekian banyak ular yang populasinya kian berkurang. Dikenal sebagai Indian Phyton atau Asiatic Rock Phyton oleh orang mancanegara karena memang binatang melata ini hanya terdapat di Asia dan diyakini merupakan endemik India.
Warna dasar kulitnya coklat muda hingga coklat tua, ada pula yang kuning atau krem, dengan belang-belang hitam atau coklat tua. Kerabatnya, sanca Burma memiliki warna kulit lebih pekat lagi. Tergolong ular besar sebab panjangnya bisa mencapai 9 meter, tapi mayoritas hanya 5 meter saja. Sedangkan beratnya bisa mencapai 159 kg.
Populasi sanca bodo atau piton ini menyebar di area Indo Cina, Malaysia, bagian barat Indonesia seperi Sumatera dan bagian selatan Cina dan India. Biasanya mereka senang hidup di dekat perairan atau daerah bebatuan. Di alam bebas, sanca bodo bisa bertahan hidup hingga 40 tahun. Hewan yang suka menyendiri ini bersifat nokturnal, yakni senang berkeliaran mencari makan pada malam hari. Mereka bisa hidup di dua alam sekaligus, yakni air dan daratan. Maka tidak heran kalau mereka juga sering terlihat di sungai-sungai mencari mangsa berupa ikan-ikan kecil. Sanca jenis ini mampu menyelam hingga 30 menit lamanya. Di siang hari mereka lebih suka berjemur di bebatuan untuk mendapat sinar matahari bagi kulitnya.
Musuh utama sanca adalah ular yang bertubuh lebih besar seperti kobra dan tentu saja manusia sendiri yang senang memburunya untuk dimakan atau diambil kulitnya untuk produk kerajinan tangan. Mereka sendiri suka memangsa berbagai jenis mamalia, dari yang berukuran kecil hingga besar seperti tikus, ayam, monyet dan sejenisnya.
Sanca bodo memiliki daya cium yang kuat melalui kulitnya. Sebelum menangkap mangsanya biasanya sanca mengamati lebih dulu gerak-gerik mangsanya. Setelah benar-benar yakin, kemudian ”dicaplok” atau dibelit hingga mati. Spesies ini biasanya menjalani musim kawin pada bulan November, Desember atau Januari. Sekali bertelur mereka bisa menghasilkan 20 sampai 100 butir telur sekaligus.(mer)

sumber :

artz
Senior Member
Join Date: Mar 2007
Posts: 584